Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran dalam Fisika
Halo sobat Jagoan Sekolah! Setelah libur akhir semester kemarin kalian masih semangat dalam menimba ilmu bukan? Untuk itu supaya menunjang kinerja kalian dalam belajar IPA khususnya fisika kami akan memberi materi tentang Besaran dan Pengukuran. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang jenis besaran, satuan, dimensi, dan konsep pengukuran. Yuk untuk lebih lengkapnya kalian bisa simak penuturan dari kami di bawah ini.
1. Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang memiliki nilai. Besaran adalah suatu benda yang bisa diukur, dihitung dan direalisasikan dalam angka. Besaran memiliki dua cabang, yakni besaran pokok dan besaran turunan.
A. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran dasar yang satuannya telah ditentukan dan tidak diturunkan dari besaran-besaran lain. Menurut hasil pertemuan internasional, besaran dibagi ke dalam 7 jenis dan memiliki sistem satuan internasional yang disingkat SI (Le Sisteme International D'Unites = Bahasa Perancis). Simak tujuh besaran pokok pada gambar tabel di bawah ini.
B. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Satuan dari besaran turunan tergantung pada satuan besaran pokok. Jadi, untuk menentukan besaran ini kalian harus menggunakan rumus yang memuat besaran-besaran pokok. Simak jenis besaran turunan di gambar tabel berikut ini.
2. Pengertian Satuan
Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besaran. Pengertian satuan lainnya adalah pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Dalam fisika dikenal 2 sistem satuan internasional, yaitu satuan MKS (meter-kilogram-sekon) dan satuan CGS (centimeter-gram-sekon). Satuan besaran pokok yang meliputi, meter, kilogram, sekon, kelvin, ampere, candela, dan mol ditetapkan sebagai sistem Satuan Internasional (SI).
3. Pengertian Dimensi
Dimensi adalah bentuk penulisan suatu besaran menggunakan lambang besaran-besaran pokok. Dalam setiap sistem pengukuran, seperti sistem metrik, besaran tertentu dianggap sebagai besaran pokok, dan semua yang lainnya akan dianggap berasal dari mereka yang kemudian disebut sebagai besaran turunan. Sistem dimana panjang (L), waktu (T), dan massa (M) tersebut dijadikan sebagai besaran pokok. Penulisan lambang besaran pokok tersebut diapit oleh kurung siku, contohnya sebagai berikut. Perhatikan tabel di bawah ini.
4. Pengukuran
Pengertian pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Hasil pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca; dan
∆x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.
A. Mistar
Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
B. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Dengan demikian, jangka sorong memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar.
C. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya.
2. Pengukuran Massa
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
- Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
- Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
- Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Arus Listrik
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur tegangan listrik disebut voltmeter.
4. Pengukuran volume benda tak beraturan
Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, kalian bisa menggunakan gelas ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan volume pada gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut.
5. Pengukuran waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s. Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.
0 Response to "Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran dalam Fisika"
Posting Komentar